Teknologi tepat guna memiliki peran penting dalam bidang kebidanan. Dalam dunia medis, teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam proses diagnosis, perawatan, dan pemantauan pasien. Menurut Dr. Nurul Huda, seorang ahli kebidanan, “Teknologi tepat guna dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam memberikan pelayanan kesehatan, terutama dalam bidang kebidanan.”
Salah satu contoh penerapan teknologi tepat guna dalam kebidanan adalah penggunaan ultrasonografi. Ultrasonografi merupakan alat yang digunakan untuk memantau perkembangan janin dalam kandungan. Dengan teknologi ini, dokter dapat melakukan pemeriksaan secara non-invasif dan mendeteksi kelainan pada janin lebih dini. Menurut Dr. Yuli Widiastuti, seorang spesialis kebidanan dan kandungan, “Ultrasonografi memungkinkan kami untuk melakukan intervensi yang tepat waktu dan mengurangi risiko komplikasi pada ibu dan janin.”
Selain itu, teknologi tepat guna juga dapat meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat, terutama di daerah terpencil. Telemedicine, misalnya, memungkinkan ibu hamil untuk berkonsultasi dengan dokter melalui telepon atau video call tanpa harus datang ke rumah sakit. Menurut data Kementerian Kesehatan, penerapan telemedicine telah berhasil menurunkan angka kematian ibu dan bayi di daerah terpencil.
Namun, tantangan dalam penerapan teknologi tepat guna dalam kebidanan juga tidak bisa diabaikan. Menurut Prof. dr. Agus Supriyadi, seorang pakar kebidanan, “Diperlukan investasi yang besar dalam pengadaan dan pemeliharaan teknologi kesehatan. Selain itu, tenaga kesehatan juga perlu mendapatkan pelatihan yang memadai untuk mengoperasikan teknologi tersebut dengan benar.”
Dengan demikian, penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk terus mendorong pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna dalam bidang kebidanan. Dengan memanfaatkan teknologi secara efektif, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi serta mengurangi angka kematian maternal dan neonatal di Indonesia.