Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan salah satu inovasi teknologi yang sedang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, namun tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi ini juga memiliki potensi bahaya yang perlu diwaspadai.
Sebagai masyarakat yang semakin tergantung pada teknologi AI, penting bagi kita untuk mengenal lebih jauh potensi bahaya yang dimilikinya. Salah satu bahaya yang sering dianggap serius oleh para ahli adalah keamanan data. Dalam wawancara dengan The Guardian, seorang peneliti keamanan AI, Ian Goodfellow, mengatakan bahwa “Ketika kita mengizinkan sistem AI mengakses data pribadi kita, kita juga memberikan akses potensial kepada pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil alih data tersebut.”
Selain keamanan data, bahaya lain yang perlu diwaspadai adalah potensi pengambilan keputusan yang tidak etis oleh sistem AI. Seorang pakar AI, Profesor Stuart Russell, mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan CNBC bahwa “Sistem AI dapat menjadi sangat kuat dalam mengambil keputusan, namun tanpa kontrol yang tepat, hal ini dapat menghasilkan keputusan yang tidak adil atau bahkan berbahaya bagi manusia.”
Untuk mengatasi potensi bahaya teknologi kecerdasan buatan, diperlukan upaya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh World Economic Forum menyarankan bahwa “Pemerintah perlu membuat regulasi yang ketat untuk mengontrol penggunaan teknologi AI, sementara perusahaan dan masyarakat perlu meningkatkan literasi digital mereka agar dapat mengenali potensi bahaya yang ada.”
Dengan mengenal lebih jauh potensi bahaya teknologi kecerdasan buatan, kita sebagai masyarakat dapat lebih bijaksana dalam memanfaatkannya. Sebagaimana dikatakan oleh seorang ahli kecerdasan buatan, Nick Bostrom, “Teknologi AI adalah pisau bermata dua, kita perlu memahami potensi bahayanya agar kita dapat menggunakannya dengan bijaksana.”